Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsik
Hai sobat PK blog, sudah lama
juga saya tidak memposting artikel, karena kebetulan sedang sibuk mengurusi tugas
sekolah yang insyaallah akan segera lulus dari SMA. Oke kali ini yang saya akan
bagikan adalah contoh cerpen.
Kebanyakan remaja atau anak anak
sudah jarang sekali yang membudayakan membaca kalau pun ada mungkin hanya
segelintir orang saja, untuk itu saya akan membagikan cerpen yang kebetulan
karya saya sendiri yang bertemakan Cinta atau romantisme. Selamat membaca ..
Berawal dari
Ulangan
Hari itu
adalah hari dimana seluruh siswa di sekolahku akan melaksanakan ujian tengah
semester atau UTS. Aku adalah siswa kelas 11 di salah satu SMA di kota hujan.
Pagi itu aku bersiap siap untuk bergegas pergi ke sekolahku yang cukup dekat
dengan rumahku, seperti biasa aku berpamitan kepada kedua orang tuaku dan
meminta doa restu agar di beri kelancancaran pada saat mengisi soal ujian yang
disediakan oleh pihak sekolah “bu Rangga berangkat sekolah ya,
assalamualaikum”. Teriaku sembari memakai sepatu. “walaikumsalam, hati hati nak
!”. balas ibu.
Sesampainya di gerbang Sekolah ku lihat sesosok wanita yang sebelumnya tak pernah ku lihat “siapa wanita itu ko aku ga pernah liat ya?” tanyaku dalam hati.
Tak
lama aku melihat gadis tersebut tiba tiba ada orang yang mendorongku dari
belakang, ternyata itu Bagas teman sekelas ku “weyy ga, ngeliatin apa ko
bengong gitu?” tanya Bagas. “ahh kamu Bagas bikin aku kaget aja, ga liat apa
apa cuma liat tembok sekolah kita yang baru di cat”. Jawabku ,lalu Bagas
berkata “ahh yang benar?sudah kamu ngaku saja”. “apa sih kamu ? benar aku Cuma
liat tembok aja, udah deh mending kita cari ruangan tempat kita ujian”.
Bantahku.
Setelah lama
mencari akhirnya aku bersama Bagas sampai juga di ruangan yang kami maksud,
kulihat sehelai kertas yang di tempel di jendela, ternyata nantinya teman
sebangkuku adalah kelas 10.”gas ko teman sebangkuku kelas 10 sih gas?” tanya
ku. “iya ga aku juga kelas 10 nih,yaudah masuk kelas aja yu!” ujarnya. Seperti
biasa ku buka materi yang akan di ulangankan bersama bagas. Tak lama kemudian
aku melihat sosok wanita yang sebelumnya aku pandang saat di gerbang tadi. Ia
datang menghampiriku seraya berkata “kak maaf ini ruang 12 ya? Kayanya aku
duduk disini deh kak.” “i i i i yaa coba liat aja!” jawabku dengan gugup. “oh
iya kak benar aku duduk disini, kaka duduk di sini juga kak?” tanyanya. “iyaa
aku duduk di sini, kamu kelas berapa?” tanyaku. “aku kelas X.7 kak,kaka kelas
berapa?” dia bertanya. “aku kelas XI.IPA.1” jawabku. Saat kami sedang asyik
berbincang bincang tiba tiba temanku Bagas yang sebelumnya keluar membeli
pensil datang, dan memergokiku sedang berbincang dengan wanita di sebelahku
“ciye ciyee eheemmm kayanya ada yang lagi berdebar debar nih.” Ejeknya sembari
tertawa. “apa sih gas,engga ini Cuma ngobrol ngobrol aja ko.” Jawabku dengan
penuh malu, maklum karena baru pertama
kali aku merasakan hal seperti ini. Tak lama bel pun berbunyi saatnya ulangan
di mulai, dan guru pun membagikan lembar jawaban dan kertas ulangan yang kebetulan
hari ini adalah mata pelajaran olahraga. Tak ada yang berbeda saat ulangan
berlangsung,namun saat di akhir akhir ternyata wanita di sampingku nampaknya
sedikit kesulitan dalam mengerjakan ulangan tersebut. Akhirnya aku berinisiatif
untuk membantunya “kenapa susah ya? Mau di bantu?” tanyaku. “iya nih ka susah
banget soalnya.” Jawabnya. “ yaudah mana sini coba aku kerjain!” perintahku.
Setelah kulihat soalnya dan lembar jawabannya akhirnya aku tau nama dia adalah
Nira dwinata “ohh ini mah gampang, sini aku kerjain.” Ujarku. Setelah ku beres
mengerjakan soalnya ia pun memberi senyuman yang tak akan pernah aku lupakan
sampai kapan pun, katanya “ makasih ya kak atas bantuannya.” “iya sama sama.”
Kataku. Ulangan pun selesai, kulihat ia memakai sepatu yang sama persis dengan
sepatu yang aku pakai “hah ko sepatunya sama sih?” pikirku dalam hati. Dan
Bagas pun ternyata menyadari bahwa sepatu yang ku kenakan sama dengan sepatu
yang di kenakan oleh anak kelas 10 tadi. Ia pun mengejekku habis habisan. Tapi
tak tau kenapa hatiku rasanya senang sekali hari ini, Bagas dan aku pun
bergegas pulang.
Setelah kami
menjalani ulangan 1 minggu lamanya, tibalah di hari terakhir ulangan. Aku
merasa semakin dekat dengan Nira, sampai sampai setiap harinya kami selalu
berbincang bincang entah apapun topiknya dan perbincangan tersebut di mulai
bergitu saja. Banyak sekali kejadian yang aneh saat ulangan seperti tak sengaja
saat ia menoleh ke kanan kepala ku juga ikut menoleh kekanan, dan kami pun
mentertawakan hal tersebut sampai sampai kami di tegur oleh pengawas ulangan.
Tapi ulangan
telah berakhir tak pernah lagiku melihat sosok wanita yang ku kagumi itu,
sering sekali sengaja ku melewati kelasnya namun tak nampak sedikit pun dirinya.
Sehingga pada suatu hari ku memberanikan diri untuk bertanya kepada temannya
“de maaf, Nira kemana ya,ko jarang kelihatan” tanyaku. “ohh Nira sudah pindah
sekolah kak seminggu yang lalu,setelah ulangan itu kak,emang kenapa ya kak?”
jawabnya. “oh engga Cuma nanya aja.” Jawabku dengan penuh kecewa. Tak ku sangka
saat pertama ku bertemu dengan wanita yang sangat ku kagumi ternyata ia pergi
entah kemana, saat ini rasanya bagaikan aku di angkat ke langit lalu di
jatuhkan dengan keras. Tak terpikir olehku bahwa perasaanku tak bisa
tersampaikan.
UNSUR INTRINSIK
Tema :
Kasih Tak Sampai
( Pembuktian), “ di akhir cerita
di jelaskan bahwa tokoh aku merasa perasaannya
tidak tersampaikan”
Alur : Maju
( Pembuktian ), “karena jalan
cerita yang di sampaikan runtut, mulai dari awal sampai akhir cerita”.
Latar : 1. Waktu : Pagi hari, siang hari. (jelas dalam
cerita)
2. Tempat : Rumah, Gebang
sekolah, Kelas, lingkungan sekolah (jelas dalam cerita)
3. Suasana : Senang,
Sedih, haru, kecewa ( jelas dalam cerita )
Tokoh : 1.
Aku 4. Teman Nira
2. Bagas
3. Nira
Penokohan : 1. Aku : 1. Sopan
( pembuktian ), “bu Rangga berangkat sekolah ya, assalamualaikum”.
Teriaku sembari memakai sepatu.
“walaikumsalam, hati hati nak !”. balas ibu.
2.Mudah Terkejut
( pembuktian ),
“weyy ga, ngeliatin apa ko bengong gitu?” tanya Bagas. “ahh kamu Bagas bikin aku kaget aja, ga liat apa apa
cuma liat tembok sekolah kita yang baru di cat”. Jawabku
3. Gugup
( pembuktian ),” Tak
lama kemudian aku melihat sosok wanita yang sebelumnya aku pandang saat di
gerbang tadi. Ia datang menghampiriku seraya berkata “kak maaf ini ruang 12 ya?
Kayanya aku duduk disini deh kak.” “i i i i yaa coba liat aja!” jawabku dengan
gugup.’
4. Pengagum
( Pembuktian ), “Tapi
ulangan telah berakhir tak pernah lagiku melihat sosok wanita yang ku kagumi
itu”
Sudut Pandang :
Orang Petama pelaku utama
( pembuktian ),” tokoh utama di tuliskan dengan kata
“aku” dalam cerita.”
Amanat :
Setiap orang memang pasti merasakan cinta, tetapi jangan terlalu berharap lebih
dari cinta,karena tak selamanya cinta itu akan berpihak kepada kita. Cukup
rasakan dan nikmati rasa cinta yang telah di berikan oleh-Nya pada kita jika
memang keadaan tidak mendukung kita untuk mendapatkan cinta.
Itulah
artikel yang bisa saya bagikan kepada kalian, semoga dapat bermanfaat bagi
kehidupan kalian, dan mohon maaf bila ada kata kata yang kurang di mengerti
atau kurang berkenan. Terimakasih telah membaca
Ijin salin
ReplyDeleteMakasih
Sangat membantu