Recent Posts

Saturday, February 13, 2016

Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsik



Contoh Cerpen dan Unsur Intrinsik

Hai sobat PK blog, sudah lama juga saya tidak memposting artikel, karena kebetulan sedang sibuk mengurusi tugas sekolah yang insyaallah akan segera lulus dari SMA. Oke kali ini yang saya akan bagikan adalah contoh cerpen.
Kebanyakan remaja atau anak anak sudah jarang sekali yang membudayakan membaca kalau pun ada mungkin hanya segelintir orang saja, untuk itu saya akan membagikan cerpen yang kebetulan karya saya sendiri yang bertemakan Cinta atau romantisme. Selamat membaca ..

Berawal dari Ulangan
Hari itu adalah hari dimana seluruh siswa di sekolahku akan melaksanakan ujian tengah semester atau UTS. Aku adalah siswa kelas 11 di salah satu SMA di kota hujan. Pagi itu aku bersiap siap untuk bergegas pergi ke sekolahku yang cukup dekat dengan rumahku, seperti biasa aku berpamitan kepada kedua orang tuaku dan meminta doa restu agar di beri kelancancaran pada saat mengisi soal ujian yang disediakan oleh pihak sekolah “bu Rangga berangkat sekolah ya, assalamualaikum”. Teriaku sembari memakai sepatu. “walaikumsalam, hati hati nak !”. balas ibu.

Sesampainya di gerbang Sekolah ku lihat sesosok wanita yang sebelumnya tak pernah ku lihat “siapa wanita itu ko aku ga pernah liat ya?” tanyaku dalam hati.
                Tak lama aku melihat gadis tersebut tiba tiba ada orang yang mendorongku dari belakang, ternyata itu Bagas teman sekelas ku “weyy ga, ngeliatin apa ko bengong gitu?” tanya Bagas. “ahh kamu Bagas bikin aku kaget aja, ga liat apa apa cuma liat tembok sekolah kita yang baru di cat”. Jawabku ,lalu Bagas berkata “ahh yang benar?sudah kamu ngaku saja”. “apa sih kamu ? benar aku Cuma liat tembok aja, udah deh mending kita cari ruangan tempat kita ujian”. Bantahku.
Setelah lama mencari akhirnya aku bersama Bagas sampai juga di ruangan yang kami maksud, kulihat sehelai kertas yang di tempel di jendela, ternyata nantinya teman sebangkuku adalah kelas 10.”gas ko teman sebangkuku kelas 10 sih gas?” tanya ku. “iya ga aku juga kelas 10 nih,yaudah masuk kelas aja yu!” ujarnya. Seperti biasa ku buka materi yang akan di ulangankan bersama bagas. Tak lama kemudian aku melihat sosok wanita yang sebelumnya aku pandang saat di gerbang tadi. Ia datang menghampiriku seraya berkata “kak maaf ini ruang 12 ya? Kayanya aku duduk disini deh kak.” “i i i i yaa coba liat aja!” jawabku dengan gugup. “oh iya kak benar aku duduk disini, kaka duduk di sini juga kak?” tanyanya. “iyaa aku duduk di sini, kamu kelas berapa?” tanyaku. “aku kelas X.7 kak,kaka kelas berapa?” dia bertanya. “aku kelas XI.IPA.1” jawabku. Saat kami sedang asyik berbincang bincang tiba tiba temanku Bagas yang sebelumnya keluar membeli pensil datang, dan memergokiku sedang berbincang dengan wanita di sebelahku “ciye ciyee eheemmm kayanya ada yang lagi berdebar debar nih.” Ejeknya sembari tertawa. “apa sih gas,engga ini Cuma ngobrol ngobrol aja ko.” Jawabku dengan penuh  malu, maklum karena baru pertama kali aku merasakan hal seperti ini. Tak lama bel pun berbunyi saatnya ulangan di mulai, dan guru pun membagikan lembar jawaban dan kertas ulangan yang kebetulan hari ini adalah mata pelajaran olahraga. Tak ada yang berbeda saat ulangan berlangsung,namun saat di akhir akhir ternyata wanita di sampingku nampaknya sedikit kesulitan dalam mengerjakan ulangan tersebut. Akhirnya aku berinisiatif untuk membantunya “kenapa susah ya? Mau di bantu?” tanyaku. “iya nih ka susah banget soalnya.” Jawabnya. “ yaudah mana sini coba aku kerjain!” perintahku. Setelah kulihat soalnya dan lembar jawabannya akhirnya aku tau nama dia adalah Nira dwinata “ohh ini mah gampang, sini aku kerjain.” Ujarku. Setelah ku beres mengerjakan soalnya ia pun memberi senyuman yang tak akan pernah aku lupakan sampai kapan pun, katanya “ makasih ya kak atas bantuannya.” “iya sama sama.” Kataku. Ulangan pun selesai, kulihat ia memakai sepatu yang sama persis dengan sepatu yang aku pakai “hah ko sepatunya sama sih?” pikirku dalam hati. Dan Bagas pun ternyata menyadari bahwa sepatu yang ku kenakan sama dengan sepatu yang di kenakan oleh anak kelas 10 tadi. Ia pun mengejekku habis habisan. Tapi tak tau kenapa hatiku rasanya senang sekali hari ini, Bagas dan aku pun bergegas pulang.
Setelah kami menjalani ulangan 1 minggu lamanya, tibalah di hari terakhir ulangan. Aku merasa semakin dekat dengan Nira, sampai sampai setiap harinya kami selalu berbincang bincang entah apapun topiknya dan perbincangan tersebut di mulai bergitu saja. Banyak sekali kejadian yang aneh saat ulangan seperti tak sengaja saat ia menoleh ke kanan kepala ku juga ikut menoleh kekanan, dan kami pun mentertawakan hal tersebut sampai sampai kami di tegur oleh pengawas ulangan.
Tapi ulangan telah berakhir tak pernah lagiku melihat sosok wanita yang ku kagumi itu, sering sekali sengaja ku melewati kelasnya namun tak nampak sedikit pun dirinya. Sehingga pada suatu hari ku memberanikan diri untuk bertanya kepada temannya “de maaf, Nira kemana ya,ko jarang kelihatan” tanyaku. “ohh Nira sudah pindah sekolah kak seminggu yang lalu,setelah ulangan itu kak,emang kenapa ya kak?” jawabnya. “oh engga Cuma nanya aja.” Jawabku dengan penuh kecewa. Tak ku sangka saat pertama ku bertemu dengan wanita yang sangat ku kagumi ternyata ia pergi entah kemana, saat ini rasanya bagaikan aku di angkat ke langit lalu di jatuhkan dengan keras. Tak terpikir olehku bahwa perasaanku tak bisa tersampaikan.

UNSUR INTRINSIK
Tema                     : Kasih Tak Sampai
( Pembuktian), “ di akhir cerita di jelaskan bahwa tokoh aku merasa perasaannya  tidak tersampaikan”
Alur                        : Maju
( Pembuktian ), “karena jalan cerita yang di sampaikan runtut, mulai dari awal sampai akhir cerita”.
Latar                      :  1. Waktu           : Pagi hari, siang hari. (jelas dalam cerita)
       2. Tempat        : Rumah, Gebang sekolah, Kelas, lingkungan sekolah (jelas dalam cerita)
       3. Suasana       : Senang, Sedih, haru, kecewa ( jelas dalam cerita )
Tokoh                   :  1. Aku                4. Teman Nira
                                2. Bagas
                                3. Nira
Penokohan            :  1. Aku                :    1. Sopan
                              ( pembuktian ), “bu Rangga berangkat sekolah ya, assalamualaikum”. Teriaku  sembari memakai sepatu. “walaikumsalam, hati hati nak !”. balas ibu.
                                                                     2.Mudah Terkejut
                           ( pembuktian ), “weyy ga, ngeliatin apa ko bengong gitu?” tanya Bagas. “ahh kamu   Bagas bikin aku kaget aja, ga liat apa apa cuma liat tembok sekolah kita yang baru di cat”. Jawabku
                                                                  3. Gugup
                           ( pembuktian ),” Tak lama kemudian aku melihat sosok wanita yang sebelumnya aku pandang saat di gerbang tadi. Ia datang menghampiriku seraya berkata “kak maaf ini ruang 12 ya? Kayanya aku duduk disini deh kak.” “i i i i yaa coba liat aja!” jawabku dengan gugup.’
                                                                 4. Pengagum
                          ( Pembuktian ), “Tapi ulangan telah berakhir tak pernah lagiku melihat sosok wanita yang ku kagumi itu”
Sudut Pandang       : Orang Petama pelaku utama
( pembuktian ),” tokoh utama di tuliskan dengan kata “aku” dalam cerita.”
Amanat                  : Setiap orang memang pasti merasakan cinta, tetapi jangan terlalu berharap lebih dari cinta,karena tak selamanya cinta itu akan berpihak kepada kita. Cukup rasakan dan nikmati rasa cinta yang telah di berikan oleh-Nya pada kita jika memang keadaan tidak mendukung kita untuk mendapatkan cinta.

Itulah artikel yang bisa saya bagikan kepada kalian, semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kalian, dan mohon maaf bila ada kata kata yang kurang di mengerti atau kurang berkenan. Terimakasih telah membaca

1 comment: